Nyanyian burung-burung di pagi hari terasa begitu indah dan harmonis.  Puncak Gunung Burangrang masih tertidur diselimuti kabut putih yang  menawan. Tampaknya sinar matahari pagi masih enggan memancarkan sinarnya  seakan-akan masih terbuai dalam tidurnya.
Wisata alam Gunung Burangrang yang terletak di Desa Kertawangi Kecamatan  Cisarua Kabupaten Bandung, tidak pernah sepi dari para wisatawan  petualang yang ingin menikmati keindahannya dengan berbagai pesona alam  dan misterinya.
 
Untuk mencapai Gunung Burangrang dapat ditempuh dari berbagai jalur  pendakian, misalnya melewati Desa Kertawangi, dari arah Bandung menuju  Cihanjuang dengan ongkos Rp 2.000,00.
Kemudian dari Cihanjuang dilanjutkan dengan angkutan mobil Colt warna  ungu menuju Parongpong seharga Rp 2.500,00 atau bisa diborong sampai  dengan Gerbang Komando seharga Rp 4.000,00 per orang. Dari Pos Komando,  kita akan menemukan jalan berbatu sampai Gerbang Militer Kopassus, dari  sana belok ke kiri, jangan masuk ke gerbang Militer karena bila masuk  akan menuju Situ Lembang, Gunung Sunda, dan Gunung Tangkuban Parahu.
Sepanjang jalan menuju pintu gerbang Situ Lembang akan melewati  bukit-bukit yang indah dan cukup menguras tenaga. Masyarakat yang  tinggal di kaki Gunung Burangrang, kebanyakan bertani sayuran dan  berternak sapi. Mereka sangat ramah seperti orang-orang Sunda pada  umumnya jika menyambut tamu. Jika naik dari Cihanjuang, sepanjang jalan  yang dilewati akan dijumpai vila-vila dan perumahan yang indah serta  wahana wisata Curug Cimahi yang berada di kaki Gunung Burangrang.
Ada pula cara lain, misalnya berangkat dari Bandung menuju Subang dengan  kendaraan bis atau mobil Elf, lalu turun di gerbang Tangkubanparahu  yang merupakan objek wisata alam yang cukup terkenal di Jawa Barat. Dari  Puncak Gunung Tangkubanparahu, kita menuruni tower Tangkubanparahu  menuju Gunung Burangrang dengan terlebih dahulu akan melewati kawah  Upas, Domas, Ratu, dan Jurig yang cukup menawan di kawasan  Tangkubanparahu.
Saat kami berada di puncak Gunung Burangrang, lambat laun matahari mulai  bangkit dari peraduannya dan perlahan-lahan menerangi Desa Kertawangi,  sehingga menjadi terang dan cerah. Desa Kertawangi merupakan titik awal  pendakian menuju puncak Gunung Burangrang. Walaupun gunung itu tidak  terlalu tinggi, kawasan hutan Gunung Burangrang memiliki jenis flora dan  fauna yang bervariasi. Kelebatan hutannya pun masih terjaga dengan baik  sehingga menarik bagi para petualang alam bebas.
Di samping keindahan alamnya, di kawasan Gunung Burangrang terdapat  danau yang cukup besar dan indah bernama Situ Lembang. Situ ini jika  terkena sinar matahari akan memantulkan warna pelangi yang memesona.  Masyarakat yang tinggal di kaki Gunung Burangrang memanfaatkan situ  (danau) ini untuk memancing, karena di Situ Lembang terdapat berbagai  jenis ikan untuk dikonsumsi.
Tepat pukul 8.00 WIB memulai melakukan pendakian dengan tidak lupa  mengisi persediaan air yang cukup, karena sumber air di atas sana sulit  dijumpai selama perjalanan pendakian. Dengan diiringi doa, kami mulai  berangkat menuju puncak Gunung Burangrang.
Suara harmoni burung-burung berkicau masih terdengar saling bersahutan melepas kepergian kami menuju puncak.
Sepanjang jalan pendakian masih didominasi pohon-pohon pinus. Kami  melewati bukit-bukit yang menguras banyak tenaga. Sejenak kami  beristirahat menghirup udara segar alam Burangrang. Sekali-kali cahaya  langit mengintip di balik daun-daun dalam kelebatan hutannya.
Puncak Burangrang dapat ditempuh kurang lebih empat jam pendakian dari  Desa Kertawangi. Bila telah tiba di puncak, ada rasa damai, tenteram,  serta bahagia, yang seolah-olah menyatu dalam batin. Dari puncak Gunung  Burangrang pemandangannya menakjubkan dan tampak awan putih menyelimuti  gunung-gunung di sekitarnya. Terlihat pula dengan jelas dari kejauhan  Gunung Tangkubanparahu nan elok.
Pemandangan yang tidak kalah menariknya adalah hamparan sawah dan  rumah-rumah di sekitar Cisarua serta Situ Lembang yang terlihat begitu  indah dan menawan. Matahari naik semakin tinggi. Waktu telah menunjukkan  pukul 14.00 WIB. Kami memutuskan untuk turun kembali menuju Desa  Kertawangi yang merupakan titik awal pendakian.
Artikel keren lainnya:
 
Belum ada tanggapan untuk "wisata Alam Gunung Burangrang Purwakarta"
Posting Komentar